Skip to main content

KORINDO Bantu Petani Garap Sawah Di Papua

By 29 Desember 2017Oktober 22nd, 2021Siaran Pers2 min read

 

BOVEN DIGOEL, 29 Desember 2017 – KORINDO Grup melalui divisinya di bidang Perkebunan Sawit yang beroperasi di daerah pedalaman Papua, Boven Digoel giat mendorong perekonomian masyarakat lokal, serta turut meningkatkan ketahanan pangan di daerah tersebut.

Hal ini ditunjukkan KORINDO Grup dengan menyediakan sebagian lahan operasional kebun sawitnya untuk dijadikan lahan persawahan yang dikelola oleh penduduk setempat, sehingga diharapkan tidak terjadinya kelaparan karena adanya sentra produksi pangan di daerah tersebut.

 

 

 

Usaha yang dilakukan KORINDO ini tidak terlepas dari peran aktifnya dalam ikut serta mensukseskan program kerja pemerintahan Jokowi-JK dalam 9 agenda prioritas atau Nawa Cita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa. Tujuannya satu, yaitu melakukan pemerataan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Bantuan yang diberikan KORINDO terhadap masyarakat setempat berupa lahan seluas 10 hektar, mesin traktor, pupuk, alat-alat semprot, alat-alat pendukung pertanian lainnya, serta program pembinaan petani agar meraih sukses dalam bertani.

“Kami sangat terkesan dan berterima kasih atas bantuan CSR KORINDO yang telah membantu mengatasi kendala dan masalah yang selama ini kami hadapi. Sebelum dibantu perusahaan, rata-rata penghasilan yang diperoleh masyarakat hanya sekitar Rp 500.000,- per panen. Namun setelah adanya dukungan dari perusahaan dengan menambah luasan lahan, menyediakan peralatan yang memadai untuk membajak sawah, penghasilan rata-rata sekarang bisa mencapai Rp 3.000.000,- per panen,” ujar Ketua  Kelompok Tani Tunas Mandiri, Ganwarius Kambinop saat di temui di areal persawahan yang berada di Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Keberadaan perusahaan di wilayah Boven Digoel menurut penilaian warga juga telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan di wilayah tersebut.

“Sebelum nya banyak daerah-daerah yang terisolasi. Namun setelah adanya perusahaan, masyarakat sudah dapat  menjangkau daerah lain. Bahkan kondisi sebelumnya daerah di sini sangat sulit. Jangankan masalah ekonomi, akses jalan saja untuk membeli sesuatu sangat susah. Untuk membeli kebutuhan di kota untuk kebutuhan sehari-hari memerlukan waktu berminggu-minggu,” demikian diungkapkan Pembina  Kelompok Tani Tunas Mandiri, Kornelius Kabut.