CILEUNGSI – Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengubah paradigma industri. Dengan konektivitas yang lebih luas, industri 4.0 memberikan berbagai manfaat bagi pelaku industri, seperti dapat memantau dan mengoptimalkan sistem produksi mereka secara real-time, mengurangi biaya produksi serta meningkatkan efisiensi.
Namun kolaborasi antara perkembangan teknologi digital dan fisik yang masif di era Industri 4.0 telah memunculkan banyak terobosan yang mengubah kebiasaan pasar. Perubahan ini jika tidak ditanggapi secara bijak, akan mengantar perusahaan ke ambang senja kala yang tentunya akan berdampak pada banyak pihak.
Unit kerja Korindo Group yang bergerak di bidang industri tisu dan kertas, PT Aspex Kumbong pernah mengalami pasang surut akibat dampak industri 4.0 ini. Pada tahun 2015 perusahaan sempat merasakan guncangan ketika permintaan pasar terhadap kertas koran menurun.
Munculnya internet dan smartphone melahirkan pers digital yang mengubah total industri media massa. Hampir semua perusahaan media cetak membuat produk baru berupa media online. Media baru ini mengusung pemberitaan yang cepat, praktis dan running news yang praktis membuat dominasi industri media cetak mulai terancam tergeser. Menurut data dari McKinsey (2019), Graphic Paper yang terdiri dari Newsprint dan Printing & Writing Paper mengalami penurunan sejak 2010-2018.
“Inovasi adalah hal yang sangat dibutuhkan sekarang ini. Inovasi adalah salah satu bagian penting dalam persaingan karena hal ini dapat membawa keunggulan bagi perusahaan melalui penciptaan ide baru, proses baru, produk baru, atau dengan peningkatan kondisi bisnis saat ini. Inovasi berperan lebih dominan dalam menghadapi kondisi pasar yang sangat kompetitif. Itupun dihadapi Aspex Kumbong ketika permintaan pasar kertas koran menurun akibat era digitalisasi. Untuk bertahan perusahaan harus membuat inovasi baru, entah itu produk atau efisiensi,” ujar Mr. Jung Chang Ho, GM PT Aspex Kumbong.
Agar dapat bertahan dari gempuran badai digitalisasi PT Aspex Kumbong yang saat itu fokus memproduksi kertas koran harus melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan melakukan serangkaian inovasi seperti inovasi produk, efesiensi cost, dan program kepedulian untuk karyawan. Program kepedulian karyawan dilakukan dengan menggelar pelatihan motivasi yang tujuannya untuk memperkuat rasa memiliki dari para karyawan.
“Materi pelatihan motivasi ini dikemas sedemikian rupa targetnya untuk meningkatkan awareness karyawan di perusahaan. Pada pelatihan tersebut kita menjelaskan, bagaimana kondisi pasar news print di era digital dan bagaimana sikap karyawan dalam menghadapi situasi seperti itu. Tentunya agar perusahaan dapat tetap bertahan diperlukan kerjasama seluruh insan di perusahaan untuk aware dan melakukan inovasi,” tutur Mr. Jung Chang Ho.
Efisiensi juga dilakukan lewat penerapan sistem 6S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, Sustain, dan Safety) di mana perusahaan berupaya membenahi kerapihan dan kondisi mesin-mesin penunjang kerja. Dengan disiplin menerapkan sistem 6S terbukti perusahaan bisa menuai efisiensi hingga milyaran rupiah.
Untuk menjawab tantangan era industry 4.0 juga diperlukan strategi yang tepat. Perusahaan harus cermat memetakan ancaman dan peluang, mengerahkan sumber daya yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang pasar baru.
Misalnya dengan majunya e-commerce di dunia membuka peluang pasar jenis kertas packaging, penggunaan kertas seperti dus ataupun karton box terus meningkat. Maka secara keseluruhan, market pengguna kertas masih meningkat walaupun pertumbuhannya tidak secepat 15-20 tahun lalu. Terlebih, di Asia selain Cina dan Jepang, prospek pertumbuhan tisu dan packaging masih bisa lebih dari 2%.
Dengan peluang pasar baru tersebut tim Aspex Kumbong melakukan sejumlah upaya untuk menambah jenis kertas produk. Tanpa mengganti mesin dan investasi mesin baru, perusahaan mencoba menggunakan mesin news print untuk memproduksi kertas jenis packaging (medium kraft). Dengan hadirnya produk baru ini respon pasar ternyata cukup positif.
Inovasi produk dan continuous improvement pun terus dilakukan oleh tim produksi. Hingga tahun 2023 dilakukan modifikasi pada Paper Machine untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menambah jenis produk lainnya yang sejenis dengan grammature tinggi.
Bagi Mr. Jung Chan Ho, inovasi haruslah berjalan secara kolektif agar bisa menuai hasil yang positif. Untuk itu ia mengapresiasi langkah perusahaan yang mendorong inovasi karyawan, salah satunya lewat acara Innovation Festival (Inofest) yang digelar di Aspex Kumbong.
“Saya berharap dengan adanya Inofest dapat menggugah seluruh karyawan untuk melakukan inovasi di unit kerja masing-masing. Mudah-mudahakan Inofest jadi langkah awal untuk merangsang minat karyawan dalam memberikan ide-ide kreatif untuk kemajuan perusahaan, karena inovasi mencakup hal yang luas, misalnya improvement untuk lingkungan, safety dan sebagainya,” ungkapnya. (Nunung/AK/PR)