JAKARTA – Di tengah isu lingkungan yang semakin meluas, konsep sustainability semakin mendesak untuk diaplikasikan dalam berbagai sektor industri, tak terkecuali warehouse atau pergudangan. Namun, sebagaimana halnya di sektor-sektor industri lain, proses transisi menuju sustainable warehouse pun tidak terjadi seketika.
Di PT Bimaruma Jaya, unit usaha Korindo Group yang bergerak di bidang logistik, implementasi sustainable warehouse diwujudkan secara bertahap. Langkah awalnya dengan cara meminimalisir penggunaan lampu mercury.
“Selain SOP yang ada kita juga meminimalisir penggunaan lampu mercury, yang awalnya kita menggunakan lampu mercury yang wattnya itu 250 menjadi 50 watt menggunakan lampu LED 50 watt,” ungkap Muhammad Lazuardy Islami HSE Officer PT Bimaruna Jaya.
Hasilnya, PT Bimaruna Jaya mampu menghasilkan penghematan sekitar 17.500 watt total energi lampu di area warehouse yang memiliki luas kurang lebih 11.750 m2, dengan rincian area warehouse freezone dengan luasan 5.475 m2, gudang konsul sekitar 5.450 m2 dan gudang berikat seluas 1.275 m2.
Transformasi sektor pergudangan terjadi seiring dengan distribusi produk yang semakin pesat. Jika di masa lalu pergudangan menggunakan banyak energi untuk menyimpan barang, saat ini gudang modern memprioritaskan konsep keberlanjutan. Pergeseran ini terlihat karena adanya kesadaran bahwa praktik ramah lingkungan seringkali menghasilkan efisiensi dari sisi operasional.
Di samping itu, konsep sustainable warehouse juga sejalan dengan Ekonomi Hijau yang merupakan salah satu dari enam strategi transformasi ekonomi Indonesia yang ditetapkan oleh Bappenas. Sustainable warehouse diprediksi akan semakin diminati dari tahun ke tahun, terlebih dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon dan Pengendalian Rumah Kaca.
“Di Bimaruna Jaya sendiri HSE nya membuat SOP penghematan energi. Di SOP itu kami mengatur untuk jam kerja penggunaan lampu dan listrik di area kerja. Untuk area office, di jam istirahat dan setelah jam pulang itu kita harus matikan lampu. Sementara untuk di area warehouse sendiri, kalau tidak ada kegiatan, setelah masuk jam enam malam lampu sudah dimatikan di area tersebut,” lanjutnya.
Improvement tak hanya dilakukan hanya dalam cakupan sustainable warehouse semata. Bimaruna Jaya juga terus melakukan perbaikan dalam hal keamanan gudang dengan memasang sistem alarm pada akses pintunya.
“Untuk fasilitas warehouse kita tunjang dengan teknologi, yaitu fasilitas akses pintunya dilengkapi dengan keamanan sistem alarm untuk mengantisipasi keadaan yang berpotensi abnormality atau kriminal sehingga bisa cepat ditindaklanjuti. Kemudian kami sudah menerapkan sistem WMS (warehouse management system) dengan barcoding label produk yang kemudian dimasukkan ke dalam sistem WMS kita,” jelas Warehouse Manager, Feri Setia Harmoko.
Melalui improvement tersebut, Bimaruna Jaya memiliki keinginan untuk berkembang dan menjadi perusahaan logistik yang unggul dan dapat diandalkan melalui penguatan bisnis logistik pihak ketiga di Indonesia. Sejak berdiri di awal tahun 1990-an Bimaruna Jaya telah menyediakan berbagai layanan seperti bea cukai, transportasi darat, export CY (container yard) dan import container operations, jasa pergudangan dan layanan logistik (Humas)