JAKARTA – Siapa pernah menyangka di sebuah lorong pinggiran Jakarta Selatan, ada yang diam-diam menjahit asa ditengah hingar bingar kehidupan ibukota. Ialah Didin Sahidin, seorang perantau dari Majalengka, Jawa Barat yang datang ke Jakarta pada tahun 1994. Bermodalkan keahlian menjahit, ia mencoba mengadu nasib di tengah kerasnya Jakarta.
Keterbatasan fisik di bagian jemari yang dialami sejak kecil tidak membuat Didin patah semangat, namun justru menjadikannya pribadi yang memiliki daya lenting yang tinggi. Didin ibarat sebuah ketapel yang menembus batasan-batasan dengan menjadi manfaat bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
“Dulu saya ikut program kursus jahit gratis dari pemerintah. Teman-teman di kampung banyak yang ikut, tapi hanya saya yang sampai Jakarta di tahun 94. Di tahun 96 saya sempat ikut kerja dengan orang lain, sampai di tahun 2000 saya bisa berdiri sendiri,” cerita Didin.
Rumah Jahit Pengadegan yang diketuai oleh Didin adalah buktinya. Ia menginisiasi rumah jahit ini karena terinspirasi dari kelangkaan masker ketika masa pendemi. Harga masker yang melambung tinggi menggugah semangat Didin untuk membuat masker dan membagikannya secara gratis ke masyarakat.
“Pada awalnya karena Covid, harga masker melambung tinggi, kami berinisiatif membuat masker yang diberikan secara gratis. Mulai dari situ ada pesanan-pesanan pembuatan masker,” jelasnya.
Rumah Jahit Pengadegan kini sudah beranggotakan puluhan tangan terampil yang siap menjalin lembar demi lembar kain untuk dijadikan pakaian terbaik. Orderan pun datang dari berbagai kalangan, baik masyarakat hingga instansi kedinasan militer dan kepolisian. Didin bahkan pernah membuat baju untuk salah satu petinggi kepolisian.
Pergerakan Didin ternyata mampu menggetarkan pihak Yayasan Korindo untuk mendukung perjuangannya dalam rangka pemberdayaan masyarakat khususnya para penjahit. Melalui program Green Sponsorship, Yayasan Korindo membantu Rumah Jahit Pengadegan untuk mengepakkan sayap dalam memperluas jangkauan pasar.
Green Sponsorship merupakan salah satu program Corporate Social Contribution (CSC) dari Yayasan Korindo di bidang pemberdayaan ekonomi. Nantinya masing-masing penerima akan mendapatkan modal usaha sebesar Rp 15.000.000 yang dibagi dalam dua tahap.
“Tujuan utama dari kegiatan Green Sponsorship adalah menciptakan kemandirian ekonomi bagi kelompok atau komunitas yang ada di masyarakat sekaligus menaikkan taraf hidup bagi penerima manfaat Green Sponsorship dari Yayasan Korindo,” tutur GM Yayasan Korindo, Setiyono pada momentum penyerahan bantuan modal usaha, Selasa (16/10).
Green Sponsorship dilakukan melalui pengajuan proposal pembukaan usaha atau pengembangan usaha yang sudah berjalan sebelumnya dari kelompok atau komunitas pelaku usaha untuk dikerjasamakan dengan Yayasan Korindo dalam jangka waktu tertentu. Rumah Jahit Pengadegan menjadi satu dari dua kelompok usaha yang terpilih untuk mendapatkan bantuan modal dari Yayasan Korindo untuk mengembangkan usahanya.