Skip to main content

Tim Kerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) mengunjungi Klinik Asiki, klinik milik Korindo di Distrik Asiki, pedalaman Papua di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini pada Rabu (6/12). Kunjungan para senator tersebut sebagai respon dari aspirasi masyarakat adat Merauke dan Boven Digoel yang resah dengan kampanye negative sejumlah LSM/NGO asing.

“Korindo hadir di Papua tahun 2005 saat Indonesia krisis moneter. Belum ada investasi masuk Papua, dia berani menginjakkan kaki di daerah yang sulit masuk ke daerah Merauke,” ungkap Wakil Ketua Komite II DPD, I Kadek Arimbawa.

Selain berinteraksi dengan masyarakat setempat, lanjut Kadek, pihaknya juga menerima berbagai informasi tentang ulah LSM/NGO nakal. Tudingan ada pelanggaran HAM atau deforestasi sangat tidak berdasar.

“Kita harus melihat hulu sampai hilir, pernyataan NGO semua tidak benar setelah saya melihat secara langsung kesana. Belum pernah juga media cetak maupun media elektronik memuat berita pembakaran hutan yang hebat di tanah Merauke. Dia punya pabrik kayu lapis, ngapain dia bakar bahan bakunya?,” ujarnya.

“Dalam hal penebangan pohon, saya lihat langsung ke pabriknya. Diameter semua di atas 60 centimeter. Padahal sesuai aturan dibawah 40 centimeter tidak boleh ditebang. Tentang HAM, justru masyarakat Papua yang melaporkan ke DPD, pernyataan NGO itu membuat ketidakpastian investasi Korindo ke depan,” tambah senator asal Bali ini.

Kadek berharap, pemerintah harus bersikap atas aksi black campaign NGO nakal yang membuat iklim investasi di Papua terganggu. Dia mengatakan, Komite II DPD akan mengeluarkan hasil kunjungan dan menjadi masukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Setelah itu harus mengambil langkah agar kepastian investasi di sana bisa berlanjut,” tukasnya.

Adapun Klinik Asiki Korindo dinilai sudah sekelas dengan Rumah Sakit Pratama. Dipersembahkan gratis untuk warga di banyak kampung, klinik ini memiliki tenaga medis dan fasilitas cukup lengkap. Seperti ruang rawat jalan, rawat inap, bersalin, perawatan bayi, bedah minor, IGD, USG hingga fasilitas mobile service.

“Ini wujud nyata peran swasta mensukseskan Program Indonesia Sehat. Kami terus berbenah memberikan pelayanan dan edukasi kesehatan terbaik, bekerja sama dengan dinas, klinik, dan puskesmas sekitar,” ujar Manager Klinik Asiki Dr. Firman Jayawijaya.

Dijelaskan, Klinik Asiki fokus pada delapan prioritas. Diantaranya menurunkan angka kematian ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Kemudian, perbaikan status gizi masyarakat dan pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan.