Skip to main content

JAKARTA – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menegaskan, pemerintah dan dunia usaha Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mencapai tata kelola kelapa sawit yang berkelanjutan. Semua syarat yang diminta PBB dan dunia internasional sudah dipenuhi.

”Saya bisa memastikan tata kelola sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah sesuai dengan standar yang ditetap kan dunia internasional ter masuk PBB,” kata Joko pada Informal High Level Discussion di Kantor Pusat UNDP New York, Amerika Serikat.

Joko bersama Deputi Menko Perekonomian bidang Pangandan Pertanian Musdalifah Mahmud menjadi pembicara dalam diskusi ini. Di depan para pimpinan UNDP dan sejumlah lembaga internasional, Joko memaparkan arti penting sektor perkebunan kelapa sawit bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

”Kalau kita lihat tren dalam satu dekade terakhir, kebun rakyat lebih pesat berkembang dibandingkan perusahaan swasta,” kata Joko.

Terkait isu keberlanjutan, Joko menegaskan, hingga saat ini sudah ada 340 perusahaan kelapa sawit yang mendapatkan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). ISPO adalah sertifikasi wajib bagi perkebunan kelapa sawit Indonesia.

”Ini adalah bentuk komitmen pemerintah dan dunia usaha untuk menjawab isu-isu keberlanjutan,” katanya.

Sementara itu, Musdalifah Mahmud mengatakan, rakyat Indonesia juga ingin sejahtera seperti halnya rakyat di negara maju. ”Perkebunan kelapa sawit sudah terbukti meningkatkan kesejahteraan rakyat kami,” kata Musdalifah berapi-api.

Musdalifah mengatakan, sebanyak 42% dari total perkebunan sawit di Indonesia dimiliki oleh rakyat (small holders). Banyak di antara mereka telah bertanam kelapa sawit sejak lebih seratus tahun lalu.

”Tingkat pendapatan petani sawit bisa tujuh kali lebih besar dari pada rata-rata pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian,” kata Musdalifah.

Musdalifah mengatakan, sek tor perkebunan kelapa sawit menyerap 4 juta tenaga kerja dan akan menciptakan 1,3 juta tenagakerja langsung pada 2020.

(rzk)

Sumber : https://economy.okezone.com/